Selasa, 31 Desember 2019

2019 : Apapun yang terjadi, bersyukur itu yang utama 😇

Waktu berjalan cepat banget yak, udah mo berakhir aja 2019. Gak kerasa kalau udah mo masuk 2020. 2019 ini bisa dikatakan tahun yang punya arti tersendiri untukku atau bahkan buat sebagian orang diluar sana. Banyak hal-hal yang diluar dugaan yang gak pernah kepikiran sama sekali yang malah kejadian sama diri sendiri, tapi apapun yang sudah dilalui di 2019 ini semuanya sudah diatur sama yang Maha Kuasa jadi siap gak siap, mau gak mau, yah gak bisa nolak juga. Gagal, Patah, Senyum dan mencoba bangkit kembali itu kuakui bukanlah perkara mudah. Tawa, Luka, Bahagia, dan Sedih lengkap rasanya. Kali ini aku benar-benar diuji dan Alhamdulillah aku bisa melewatinya.


Minggu, 14 Juli 2019

Apa hitam kembali suci ?

Kukira perihal tentangmu sudah berakhir kemarin, tapi ternyata belum juga menemui usai ...
Sisi baik berkata iya namun sisi buruk berkata tidak. 

Apa hitam kembali Suci ?

Gak ada angin, gak ada ribut, tiba-tiba kau datang kembali Tuan ?
Setelah apa yang sudah terjadi kemarin, setelah hati ini kau porak - porandakan !
Sadar gak sih apa yang kau lakukan kini, Tuan ?
Menata ulang hati setelah luka itu bukan perkara mudah, Tuan !

Dulu ketika hubungan kita dalam keadaan baik-baik saja, ketika kepercayaan penuh kuberikan kepadamu, kau menghilang, lalu muncul dengan sosok wanita lain disampingmu, tanpa memberikan sedikitpun penjelasan kepadaku atas apa yang sedang terjadi saat itu. Andai saja saat itu kau menjelaskan kepadaku mungkin saja rasa kecewaku terhadapmu tidak seperti ini. Jika saat itu kau menjelaskan bahwa kau memilih "Dia" aku akan dengan ikhlas menerima keputusanmu. Itu hakmu untuk memilih siapa saja. Tapi ini tidak, kau menghilang. Baiklah aku cukup memiliki kesadaran diri untuk mundur teratur dari hadapanmu. Kau tak merasakan bagaimana keadaanku saat itu semua terjadi, aku memang tidak menitiskan air mata, sama sekali tidak. Aku hanya merasa bodoh sekali bisa dengan mudahnya mempercayai orang sepertimu. Aku belajar mencoba menerima mungkin ada maksud baik dari sang pencipta atas apa yang sedang terjadi kepadaku saat itu. Tentu saja hatiku sedang tidak baik-baik saja saat itu. Namun, selang beberapa bulan semua itu terjadi, tiba-tiba kau mengucapkan kata maaf kepadaku. Helooooo... Kenapa baru sekarang ? Kemarin kemana aja ? Jujur, awalnya sulit untuk menerima maaf darimu, tapi setelah kupikir-pikir kembali, yah udahlah, udah kejadian juga. Yah, akhirnya aku memaafkanmu. bukan karena aku orang baik, hanya saja aku ingin hatiku tenang, aku tak ingin ada beban hati. cukup beban hidup saja yang tidak ada habis-habisnya, jangan ditambah lagi dengan beban hati... Kukira cukup sampai di kata maaf, aku sudah mengikhlaskanmu, Tuan. Kisah yang pernah terjadi diantara kita biarkan saja berlalu. Tenang saja aku takkan membencimu, aku tetap mengingatmu sebagai teman, yah teman sekolah yang tak pernah kusangka akan sekampret ini kelakuannya. 🙅

Apa Hitam kembali Suci ?

Apakah janji itu masih layak untuk ditunggu ? Ah, kurasa sama sekali tidak, karena salah satu dari kita telah mengingkarinya ...
  
Aku mungkin mudah memaafkanmu Tuan, tapi sulit untuk melupakan apa yang sudah kaulakukan.
Entah bagaimana pun akhir dari kisah kita nanti, aku percaya campur tangan sang pencipta takkan sia-sia.

Selasa, 12 Maret 2019

Hatur Nuhun 🙏



Terima kasih Tuan karena sempat mengisi hari-hariku selama kurun waktu yang tidak seberapa ini, Terima kasih sudah melambungkanku jauh ke awan, berputar-putar sejenak, lalu terhempas ke jurang dengan semua rangkaian katamu. Terima kasih sudah menjadi pembelajaran untuk diriku, bahwa jangan terlalu mudah percaya pada ucapan manusia. 

Sedih ?
Pertanyaan jenis apa itu ?
Aku tidak sedih tuan, sama sekali tidak. Aku hanya kecewa, kecewa yang teramat sangat kepadamu.
Aku tidak sedih kau tinggalkan tuan. Aku hanya kecewa kau pergi begitu saja tanpa sedikitpun penjelasan. Aku kecewa, kisah kita yang diawali dengan baik-baik, dan alangkah baiknya juga jika kita akhirinya dengan baik-baik pula. Tapi ini tidak, kau menghilang begitu saja.

Menangis ?
Awalnya aku ingin menangis sekencang-kencangnya tuan, tapi maaf kurasa tangisku terlalu berharga untuk orang yang tak punya hati dan perasaan sepertimu. Aku sadar betul bahwa tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan kita. Aku sedaya upaya mencoba memaklumi dan menerima kekuranganmu, tapi maaf untuk "ketidakjujuran" "ketidaksetiaan" sulit bagiku untuk memakluminya.

Marah ?
Bohong rasanya jika aku berkata tidak, tapi rasanya hanya buang-buang energi jika aku harus marah padamu, mencaci maki atau bahkan melontarkan semua anggota kebun binatang kepadamu. Sama sekali tidak ada gunanya bukan. Biarlah sang pencipta yang membalas semua perbuatanmu. 

Lalu, apa yang kurasakan saat ini ?
Lega ... lebih tepatnya aku bersyukur karena sang pencipta yang telah menjawab doa-doaku selama ini, maaf jika sebelumnya selama ini aku sempat mengucapkan namamu didalam doaku. Ternyata Sang pencipta masih menyayangiku dan menjauhkanku dari hal-hal buruk sebelum kita lebih jauh melangkah. Semoga di masa yang akan datang aku tidak dipertemukan dengan orang sepertimu Tuan.